BelajarInggris.Net 486x60

Sabtu, 16 Februari 2013

Tahukah Kamu, Pesawat CN 235 Buatan Indonesia Laris & Banyak Menjadi Pesawat Militer Di Banyak Negara DUNIA



Sobat zone-klik, selain mobil pemadam kebakaran, produk bertechnology lain yang jadi incaran pengunjung TEI adalah pesawat CN 235 buatan PT Dirgantara Indonesia.Pada pameran kali ini, sektor pesawat berada di urutan kedua dari jenis produk produk yang diminati oleh para pembeli. Dengan persentase 20,11 persen, pesawat dan komponennya duduk di urutan kedua produk paling menarik dan hanya kalah dari sekor otomotif dan komponennya. 

Gusmardi mengatakan, pihak pembali CN-235 adalah Madagaskar, Spanyol, Malaysia, Irak, Afsel, Ekuador Dll. Untuk nilai transaksinya mencapai US$ 155 juta,” imbuhnya.


CN-235 sendiri adalah pesawat angkut jarak sedang dengan dua mesin turbo-prop. Pesawat ini dikembangkan bersama-sama antara CASA di Spanyol and IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) sebagai pesawat terbang regional dan angkut militer. Versi militer CN-235 termasuk patroli maritim, surveillance dan angkut pasukan. 

CN-235 diluncurkan sebagai kerjasama antara CASA dan IPTN. Kedua perusahaan ini membentuk perusahaan Airtech company untuk menjalankan program pembuatan CN-235. Desain dan produksi dibagi rata antara kedua perusahaan. Kerjasama hanya dilakukan pada versi 10 dan 100/110. Versi-versi berikutnya dikembangankan secara terpisah oleh masing-masing perusahaan.

Desain awal CN-235 dimulai pada Januari 1980, purnarupa pesawat terbang perdana pada 11 November 1983. Sertifikasi Spanyol dan Indonesia didapat pada tanggal 20 Juni 1986. Pesawat produksi terbang pertama pada 19 August 1986. FAA type approval didapat pada tanggal 3 Desemebr 1986 sebelum akhirnya terbang pertama untuk pembeli pesawat pada tanggal 1 Maret 1988.

Pada tahun 1995, CASA meluncurkan CN-235 yang dimodifikasi  menjadi C-295

Penjaga Pantai Amerika Serikat / U.S. Coast Guard membeli CN-235 (diberi kode HC-144A) di bawah program pesawat maritim jarak sedang (MRSMPA). Pesawat HC-144A pertama dikirim EADS CASA ke Lockheed Martin untuk dipasang alat-alat untuk misi maritim pada bulan December 2006.

Pada bulan Agustus 2006, 3 CASA CN-235-10 masih terbang, dua dengan Safair dan satu Tiko Air, kedua-duanya di Afrika.[3] Asian Spirit juga mengoperasikan CN-235-220 di Filipina (informasi bulan June/July 2007). Irish Air Corps mengoperasikan dua buah 2 CN-235 untuk patroli maritim. 

"CN-235 itu termasuk pesawat yang bandel. Setahu saya sampai sekarang baik di Spanyol, Malaysia, Brunei, Amerika maupun di Indonesia belum ada CN-235 yang jatuh," kata Tubagus, yang juga Mantan Sekretaris Militer di era pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri ini.

Click here to see a large version



  • CN-235-10 : Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan) menggunakan mesin GE CT7-7A
  • CN-235-110 : Secara umum sama dg seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nasel komposit baru ,mempunyai sistem kelistrikan, peringatan dan lingkungan yang lebih maju dibanding seri 100 milik CASA.
  • CN-235-220 : Versi Pengembangan. Pembentukan kembali struktur untuk bobot operasi yang lebih tinggi , pengambangan aerodinamik pada tepi depan sayap sayap dan kemudi belok, pengurangan panjang landasan yang dibutuhkan dan penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum (MTOW=Maximum Take Off Weight)
  • CN-235 MPA : Versi Patroli Maritim, dilengkapi dengan sistem navigasi, komunikasi dan misi ( mulai mendekati fase operasional dan hadir dalam singapore airshow 2008 ).
  • CN235-330 Phoenix : Modifikasi dari seri 220, ditawarkan IPTN ( dengan avionik Honeywell baru, EW system ARL-2002 dan 16.800 kg MTOW ) kepada Royal Australian Air Force untuk Project Air 5190 tactical airlift requirement, tapi dibatalkan karena masalah keuangan pada tahun 1998

EADS CASA :


  • CN-235-10 : Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE CT7-7A
  • CN-235-100 : Secara umum sama dengan seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nasel komposit baru
  • CN-235-200 : Versi Pengembangan dengan pembentukan kembali struktur pesawat untuk bobot operasi yang lebih tinggi , pengambangan aerodinamik pada tepi depan sayap dan kemudi belok, pengurangan panjang landasan yang dibutuhkan serta penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum
  • CN-235-300 : Modifikasi CASA pada seri 200,dengan avionik Honeywell. Kelebihan lain termasuk pengembangan sistem tekanan dan fasilitas instalasi opsional roda depan ganda.
  • CN-235 ASW/ASuW/MPA : Versi Maritim
  • C-295 : Versi dengan badan lebih panjang, beban 50% lebih banyak dan mesin baru PW127G.

CASA CN-235 Angkatan Udara Spanyol
Casa CN 235



  • Kru: 2(dua) pilots
  • Kapasitas: sampai 45 penumpang
  • Panjang: 21.40 m (70 ft 3 in)
  • Bentang sayap: 25.81 m (84 ft 8 in)
  • Tinggi: 8.18 m (26 ft 10 in)
  • Area sayap: 59.1 m² (636 ft²)
  • Berat Kosong: 9,800 kg (21,605 lb)
  • Berat Isi: 15,500 kg (16,500 kg Military load) ( lb)
  • Maksimum takeoff: 15,100 kg (33,290 lb)
  • Tenaga Penggerak: 2× General Electric CT79C turboprops, 1,395 kW (1,850 bhp) each
Click here to see a large version

Kemampuan

  • Kecepatan Maksimum: 509 km/j (317 mpj)
  • Jarak: 796 km (496 mil)
  • Ketinggian Maks: m ( ft)
  • Daya Menanjak: 542 m/min (1,780 ft/min)
  • Beban Sayap Maks: kg/m² ( lb/ft²)
  • Power/berat: kW/kg ( hp/lb)
  • CASA CN-235M-100 Angkatan Udara Maroko, Operator Militer

Click here to see a large version

  • Botswana Air Force
  • Tentera Udara Diraja Brunei (1)
  • Chilean Air Force
  • Colombian Air Force
  • Ecuadorian Air Force
  • French Air Force
  • Gabonese Air Force
  • Irish Air Corps (2 x CN235MP)
  • Tentara Udara Diraja Malaysia (8 x CN235-220)
  • Moroccan Air Force
  • Pakistan Air Force (4 x CN235-220)
  • Panama
  • Papua New Guinea
  • Royal Saudi Air Force
  • South African Air Force
  • South Korean Air Force (20)
  • Thai Air Force (10 dipesan dari IPTN/DI)
  • TNI AU
  • Turkish Air Force
  • UAE Navy
  • Bendera Amerika Serikat Amerika Serikat: U.S. Coast Guard sebagai HC-144A untuk program Medium Range Surveillance Maritime Patrol Aircraft (MRSMPA)




  • Afrika Selatan: Angkatan Udara Afrika Selatan (1)
  • Amerika Serikat: Penjaga Pantai Amerika Serikat (8 HC-144)
  • Arab Emirat: Angkatan Laut Persatuan Emirat Arab
  • Arab Saudi: Angkatan Udara Arab Saudi
  • Botswana: Angkatan Udara Botswana
  • Brunei: Angkatan Udara Brunei (1)
  • Chile: Angkatan Darat Chile (4 CN-235-100) satu jatuh di Antartika
  • Ekuador: Angkatan Udara Ekuador
  • Gabon: Angkatan Udara Gabon
  • Indonesia : Angkatan Udara Indonesia ( mengoperasikan CN 235-100M, CN235-220M, CN 235 MPA)
  • Irlandia: Korp Udara Irlandia (2 CN235MP)
  • Kolumbia: Angkatan Udara Kolumbia
  • Korea Selatan: Angkatan Udara Korea Selatan (20)
  • Malaysia: Angkatan Udara Malaysia (8 CN235-220)
  • Maroko: Angkatan Udara Maroko (7)
  • Pakistan: Angkatan Udara Pakistan (4 CN235-220)
  • Panama: Angkatan Udara Panama
  • Papua New Guinea: Angkatan Udara Papua New Guinea
  • Perancis: Angkatan Udara Perancis (19 CN235-100, 18 ditingkatkan menjadi CN235-200).
  • Spanyol: Angkatan Udara Spanyol (20)
  • Turki: Angkatan Udara Turki (50 CN235-100M); Angkatan Laut Turki (6 CN-235 ASW/ASuW MPA); Penjaga Pantai Turki (3 CN-235 MPA)
  • Venezuela: Angkatan Laut Venezuela (2 dipesan kemudian dibatalkan)
  • Yordania: Angkatan Udara Yordania (2)
  • Pemerintah & Para Militer Thailand: Polisi Thailand (1 CN 235 - 300)


  



Pada tahun 2013 ini, memang tanda tanda kebangkitan Industri Pesawat indonesia mulai terlihat, walau belum begitu signifikan, kita tahu bahwa Industri pesawat PT D.I ini sempat mati suri semenjak krisis moneter melanda indonesia 10 tahun silam, banyak hal & faktor yang menyebabkan industri sangat prospek ini lesu bahkan terbilang mati suri, akan tetapi berkat kerjasama Bj. Habibie & beberapa pihak terkait akhirnya industri ini mulai kembali hidup walau masih belum terbilang normal.


---------------------------------------------------------------------------------------------

" Seorang kolonel menghadap saya menjelaskan bahwa perjalanan kembali ke Seoul tidak dapat dilaksanakan menggunakan helikopter atau pesawat rotary wing yang tadi.



Disebutkan alasannya adalah pesawat tersebut tidak bisa terbang tinggi berhubung dengan perkembangan keadaan cuaca yang memburuk. Markas Besar di Seoul memerintahkan untuk mengirim sebuah pesawat fixed wing VIP menjemput saya dan rombongan.

" Agak sedikit kaget karena ternyata pesawat fixed wing VIP yang disiapkan tersebut ternyata dari jenis CN-235.

Selesai melaksanakan penghormatan berjajar sesuai dengan prosedur pemberangkatan VIP, sang Captain Pilot dengan tersenyum lebar mendekat ke saya dengan mengatakan penuh bangga bahwa saya akan diantar kembali ke Seoul dengan pesawat fixed wing terbaik yang tersedia di Korea Selatan dan itu adalah pesawat terbang “asli” buatan negara anda! Terharu dalam hati, saya tersenyum sejenak dan mulai meneliti interior CN-235 yang sama sekali belum pernah saya saksikan sebelumnya.

Tidak bisa saya sembunyikan kekaguman terhadap desain interior CN-235 VIP Angkatan Udara Korea Selatan ini. Konon, belakangan setelah itu, saya memperoleh informasi bahwa desain dan perlengkapan VIP interior CN-235 tersebut adalah produk dari pesanan khusus Pemerintah Korea Selatan kepada pihak PTDI.



Terus terang, sangat mewah untuk ukuran Indonesia dan yang istimewa adalah sangat bersih, termasuk lantainya. Yang sangat mengharukan saya adalah melihat bagaimana para awak pesawat bertugas di pesawat itu dengan penuh kebanggaan. Bertugas menerbangkan VIP dengan pesawat khusus buatan Bandung ini !

Di pertengahan masa jabatan saya lainnya, Panglima Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) berkunjung tidak resmi ke Surabaya dengan transit semalam di Jakarta. Saya datang menemuinya di salah satu hotel di Jakarta Pusat.

Ada rasa ingin tahu, apa gerangan yang menjadi acara penting Panglima ke Surabaya. Ternyata, Panglima TUDM beserta satu set kru lainnya hendak berlatih simulator CN-235 di Surabaya.

Saya bertanya kepada Panglima, Jenderal Dato’ Suleiman, jam berapa tiba dan menggunakan apa? Surprise sekali saya memperoleh jawaban ternyata Panglima mengemudikan sendiri pesawat CN-235 TUDM VIP dengan menyertakan dua co-pilot yang akan berlatih simulator di Surabaya.

Jenderal Dato’ Suleiman menceritakan kepada saya betapa dia sangat menikmati terbang dengan CN-235. Saya tidak punya rating/ kemampuan menerbangkan CN-235 karena sebagian besar perjalanan terbang saya adalah menerbangkan C-130 Hercules.

Secara kebetulan, Jenderal Dato’ Suleiman juga mempunyai rating pesawat Hercules. Dengan demikian saya dapat mendiskusikannya agak lebih teknis apa yang dimaksudkannya “nikmat” menerbangkan CN-235 dengan membandingkannya dengan Hercules.


Dia menutup dengan hal yang sangat mengharukan hati saya bahwa seluruh warga TUDM sangat berbangga hati memiliki dan mengoperasikan pesawat CN-235 produksi dari bangsa serumpun !



Sangat disayangkan, kini justru di negeri sendiri kita mulai sulit untuk dapat menyaksikan CN-235 membelah angkasa Nusantara, menjaga persada. Sangat berbeda kehadiran CN- 235 bila dibandingkan dengan pesawat Casa-212 yang juga keluar dari kandungan PTDI.

CN-235 dari sejak awal memang telah lahir dari kerja keras dan olah pikir anak-anak kebanggaan kita. Lahir dari pemikiran orisinal sejak desain dasar pesawatnya, bukan sekadar kerja yang mencampur “asem dengan beling” alias assembling alias “jahit obras” belaka. Tidak berlebihan kiranya bila banyak pihak yang masih saja menginginkan produk kebanggaan seperti ini dapat diteruskan.

Diteruskan yang memang pasti membutuhkan tekad kuat yang harus dilandasi dengan rasa bangga atas karya sendiri. Yang memang diperlukan adalah spirit dan daya juang untuk bertempur dalam kancah persaingan internasional dibandingkan dengan hanya mencari kemudahan melalui kerja ringan memoles saja karya negara lain untuk diluncurkan melalui jalurassembly-lineaircraft manufacturer yang bernama PTDI.

Mudah-mudahan kita ini semua tidak mudah untuk selalu tergoda dengan “jalan pintas” yang selalu saja merangsang alias “menggiurkan” itu.

---------------------------------------------------------------------------------------------




Dikatakan, belum pernah dalam sejarah PT D.I mendapatkan pekerjaan sebanyak sekarang ini. “Termasuk sejak waktu masih bernama IPTN," kata Dahlan. Nilai kontrak proyek PT DI kini di atas Rp7 triliun. Semua proyek pesanan itu harus kelar dalam tiga tahun, antara lain membuat helikopter, pesawat CN-212, dan komponen bagi industri penerbangan global seperti Airbus. Melihat tingginya pesanan, Dahlan ingin perusahaan tetap fokus merampungkan semua order. Soal pengembangan akan dipikirkan nanti. Soalnya, kata Dahlan, PT DI kini dalam status rawat jalan, setelah sebelumnya masuk Intensive Care Unit (ICU) dan rawat inap.

"Pasien yang masih rawat jalan jangan disuruh maraton nanti kolaps di tengah jalan. Biarlah senam dulu, kemudian jogging, baru kelak disuruh lari " katanya.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang disebut-sebut sebagai sosok di balik kebangkitan perusahaan BUMN senjata ini, juga Beberapa waktu lalu berkunjung ke Irak, Uganda, dan Kongo, didampingi Direktur Utama Pindad, Adik Avianto. Di Irak, jualan Indonesia lumayan. Kendaraan Ringan lapis baja Anoa dipamerkan, serta senapan SS-2. Irak bahkan tertarik membeli pesawat CN-235 dan NC-212 produksi PT Dirgantara Indonesia. 


Rekor sejarah CN 235 Jika PT Pindad baru bicara pemasaran, produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) sudah lebih dulu melanglang buana. Apalagi kalau bukan dengan produk andalan pesawat CN 235. “Itu adalah primadona”, ujar juru bicara PT DI Rahendi Triyatna. Pesawat CN 235 ini diproduksi dalam beberapa varian, baik militer, medis, patroli maritim, atau penumpang.



---------------------------------------------------------------------------------------------


Dan Hemat saya adalah, seharusnya : 




Dan tentunya Peran Aktif pemerintah juga sangat wajib untuk mendukung nya baik Materiil & Moril.













0 Comments
Komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Compare hotel prices and find the best deal - HotelsCombined.com